SpongeBob 3
Rss

Kamis, 13 Maret 2014

first love

Movie: A Little Thing Called Love / first love
Sutradara: Puttipong Pormsaka Na-Sakonnakorn and Wasin Pokpong
Penulis: Puttipong Pormsaka Na-Sakonnakorn and Wasin Pokpong
Produser: Somsak Tejcharattanaprasert and Panya Nirankol
Sinematografi: Reungwit Ramasudh
Tanggal Rilis: August 12, 2010 (Thailand)
Panjang Film: 118 min.
Distributor: Sahamongkol International and Work Point
Bahasa: Thai
Negara: Thailand



Mario Maurer as Chon
Pimchanok Lerwisetpibol as Nam
Sudarat Budtporm as Guru Inn
Perawatch Herabutya as Guru Phol
Pijitra Siriwerapan as Guru Aorn
Acharanat Ariyaritwikol as Top
Khachamach Promsaka Na Skolnakorn as Pin

(siapapun kita pasti punya seseorang yang kita suka diam-diam, saat kita melihat orang itu kita merasa.. seperti sesak didada, tetapi kita tetap menyukainya, walaupun aku tidak tahu dimana dia sekarang.. apa kabarnya ?, tetapi dialah yang membuatku seperti ini HAL KECIL YANG DISEBUT CINTA “like this cocok kayak gueeeeee sama oppa itu”!! haha )
Adegan di mulai di sebuah pameran fotografi profesional. Sang fotografer (shone) sedang diwawancarai oleh beberapa wanita … kemudian terdengar suara bayi menangis shone berkata “maaf bayiku menangis” shone pergi menghampiri bayinya sementara wanita-wanita tersebut berbisik “Tampan sekali.. sayang sudah punya anak”

Kemudian adegan berpindah ke 9 tahun sebelumnya. Menceritakan Nam, seorang gadis berkulit gelap, berkacamata, baru pulang sekolah bersama ketiga orang sahabatnya Cheer, Nim dan Gie

Saat perjalanan, sebuah sepeda motor yang dikendarai oleh seorang cowok tampan melintas (shone). Nam memperhatikannya dengan terpesona. Teman-temannya yang menyadari arah pandangan Nam menggodanya, meski Nam mengelak tapi ia tak luput dari sasaran kejahilan teman-temannya.

Sepeninggal teman-temannya Nam tak langsung ke rumah. Ia menjemput seorang bule bernama James Bean. Rupanya Ibu Nam memiliki penginapan dan restoran murah untuk para turis backpacker yang ke Thailand.
Ibu Nam: “Bagaimana sekolahmu hari ini?”
Nam: “Baik, aku masih dengan Cheer, Nim dan Gie.”
Ibu Nam: “Apa kalian tak bosan satu sama lain? Kalian sudah bersama sejak kelas 1.”
Pang (adik Nam) menimpali: “Dia tak punya pilihan bu. Tak ada lagi yang mau berteman dengannya karena begitu melihat Nam.”
Nam yang kesal menarik kepangan rambut Pang, ibunya melerai dan menasihati, “Teman adalah teman, bukan karena tampang saja ”
Pang, “tapi bukankah itu hal yang paling penting.Aku beruntung bisa secantik ibu, jika aku mirip dengan Ayah atau Nam aku pasti takkan punya pacar nantinya”
Dan lagi-lagi kakak adik itu bertengkar. Ibunya memisahkan mereka, “Pang ini, ayahmu pasti sedih kalau mendengarnya. Nam, pergi ke tempat yang kau inginkan sana !”
Setelah Nam pergi, Pang berbicara, “Ayah di Amerika. Ia takkan bisa mendengar kita.”

 
Saat Nam pulang dari pasar dan menikmati eskrim yang dibelinya, seorang cowok jatuh dari pohon di dekatnya. Dia adalah kak shone, cowok yang sama yang ia temui sedang berkendara vespa
“Mangga?”tawar cowok itu pada Nam. Ternyata kaki kak shone terpincang-pincang.
Nam terkejut dan menerima Mangga itu dengan hati berbunga-bunga. Namun kesenangan hatinya tak berlangsung lama ketika ia melihat kak shone itu juga menawarkan Mangga yang dipetiknya pada cewek lain di jalan.

 
Keesokan harinya di sekolah, Nam, Cheer, Nim dan Gie menghabiskan waktu istirahat mereka dengan mengisi quiz di majalah.
Gie, “Nim dapat 28. Cowok yang pas untukmu adalah seseorang dengan jiwa pemimpin...”
Mereka lalu melirik Tom, pemimpin klub agama Buddha yang suka meditasi.
Gie, “Cheer 15-25, cowok yang cocok untukmu adalah cowok yang ahli dibidang olahraga.”
Cheer melihat Kai, cowok anggota sepak bola, dengan terpesona.
“Nam, kau cocok dengan pria yang berjiwa seni... Kira-kira siapa ya?”
Nam tak mempedulikan teman-temannya. Dari tadi matanya hanya memandang seorang cowok yang lucu dengan menempelkan stiker hitam di alisnya. Rupanya cowok tampan itu satu sekolah dengannya (kak shone)

 
Di kelas Bahasa Inggris Bu Guru Inn, Nam dan teman-temannya terlihat sibuk mengobrol lewat kertas. Mereka membicarakan cowok tampan yang sedari tadi dilirik Nam.
Cheer menulis, Namanya shone.murid baru dikelas 10. Tapi masa lalunya sangat buruk, dia pasti dikutuk
Nam membalas, benarkah ?
Cheer: Itu benar! Dua orang gadis pernah mengundurkan diri dari sekolah karenanya. Dia itu berbahaya.
Dan saat Cheer dan Nim mengobrol mengenai Chon, Guru Inn mengetahuinya dan menghukum Cheer untuk berdiri. Ia ditanyai arti dari “You’re my inspiration”. Cheer yang tak tahu gelagapan, hingga akhirnya Nam memberi tahunya diam-diam dan Cheer bisa melalui hukumannya dengan mulus
.

Di tengah pelajaran Nam meminta izin pada Guru Inn untuk pergi ke toilet. Meski ia akhirnya berbelok untuk mengintip shone di kelasnya. Terlihat shone sedang menjahili bangku temannya, Nam tersenyum geli dan puas.

Saat berbalik hendak ke kelas, ia berpapasan dengan shone yang rupanya mendapatkan hukuman dari perbuatan jahilnya. shone dihukum berdiri di luar kelas sambil mengangkat satu kaki dan merentangkan tangannya. Tanpa sepengetahuan guru, shone memasang headset di telinganya. Begitu Nam lewat, shone memberi isyarat dengan telunjuk jari agar Nam tak berisik. Nam tersenyum geli melihat shone yang joget-joget diiringi musik di headsetnya.

sejak saat itu, Nam yang sedang kasmaran mengikuti kemana shone pergi. Ke tangga, Ia juga menelusuri lorong-lorong sekolah hingga tak sengaja hampir bertabrakan dengan Kepala Sekolah.

Begitu pun saat olahraga. shone yang suka ikut-ikutan bermain bersama klub sepak bola memancing histeria para gadis yang tergila-gila padanya. Termasuk Nam yang pura-pura membagikan minuman gratis.
Saat sedang bermain sepak bola, tiba-tiba seorang murid cewek memanggil shone. Shone menghampirinya dan mereka terlihat akrab. Seluruh murid kelihatan jealous dan penasaran tentang hubungan keduanya.

Di rumah, Nam mematut di depan kaca. Ia menyadari tak ada kemungkinan untuk shone melirik padanya karena kulitnya yang dekil dan gelap.
Kemudian ia dikejutkan oleh kedatangan pamannya yang bekerja di Amerika bersama ayahnya. Pamannya masih terkena jetlag karena penerbangan yang jauh.
Pamannya memberitahu Nam, Pang dan Pim, ibu Nam kalau ayahnya bekerja menjadi asisten koki. Ia juga mengirimkan foto serta mengatakan kalau Ibu Nam dan anak-anak harus bersabar.
Paman Cheng, “Ayahmu juga mengatakan, kalau di antara kalian ada yang mendapatkan ranking 1 maka ia akan mengirimkan tiket ke amerika.”
Nam dan Pang bersorak gembira.
“Tapi tiket kan mahal” ujar Pang menghilangkan kegembiraan Nam.
Pim, “Karena ayahmu tahu, mendapatkan ranking 1 itu sangat sulit buat kalian makanya ia janji seperti itu.”
Nam memandangi foto ayahnya penuh tekad, “baiklah, aku akan mendapatkan rangking 1, lihat saja ayah!”
“Dari ranking 30?”sela Pang. Gubrak!

Istirahat sekolah, Nam yang hendak membeli minuman untuk teman-temannya mendapat gangguan dari anak-anak basket, Maew dan Ding. Mereka bertengkar dan keributan itu disadari oleh shone. shone membelikan Nam 4 gelas pepsi untuk Nam dan kawan-kawannya. Nam semakin terpesona oleh shone.


Rupanya Maew dan Ding tak terima oleh perbuatan shone yang dinilai mereka sok pahlawan. Mereka mengajak shone bertarung di belakang sekolah. Tadinya shone tak berniat meladeni mereka sampai Ding menghina-hina ayahnya, “Kenapa? Kau berniat menjadi sok pahlawan seperti ayahmu? Gara-gara ayahmu tak bisa tendangan pinalti provinsi kita tak jadi mendapatkan piala nasional!!” hey kalian tahu ? karena ayahnya gagal tendangan pinalti provinsi kita menjadi gagal mendapatkan piala nasional . kata ding kepada teman-temannya
Shone yang habis kesabaran menghajar Ding.

Nam yang mendengar tentang perkelahian shone, segera kembali ke sekolah. Namun saat kembali shone dan yang lainnya sudah tak ada. Hanya ada sebuah kancing berlumuran darah yang terjatuh di lantai. Nam memungutnya.

Sesampainya di rumah, Nam menyimpan Pepsi yang dibelikan shone untuknya di kulkas. Di tempelkan kertas bertuliskan “Jangan Diminum” di gelas Pepsi tersebut. Saat di kamar, ia membersihkan kancing yang ia pungut dan menggambar sebuah senyum di atas kancing tersebut. Ia memanggil benda yang diyakininya milik shoneitu Tuan Kancing. Setelahnya ia tertidur sambil membayangkan memeluk shone.

 
Saat upacara sekolah keesokan harinya, Bu Guru Inn memanggil nama-nama yang disuruh ke ruang disiplin untuk diberi hukuman. Rupanya shone, temannya, Maew dan Ding juga dipanggil karena bertengkar kemarin.

Saat di ruang Guru Kedisiplinan, shone dan yang lain diberi hukuman sabet rotan di pantat. Nam yang merasa menyesal menunggui shone selesai menerima hukumannya. Shone diberi keringanan oleh gurunya karena berprestasi dibidang fotografi. Di luar, shone bertemu dengan Nam dan mengatakan kalau hukuman yang diterimanya bukan karena Nam. Nam memberi plester untuk luka Chon. Setelah berbalik, shone memanggil nama Nam untuk mengucapkan terima kasih.
Sepulang sekolah Nam segera pergi ke danau dan berteriak heboh karena shone tahu namanya.

Di Kafe tempat Nam dan kawan-kawannya biasa nongkrong sepulang sekolah, Cheer menemukan buku 20 Trik Menggaet Senior untuk menjadi pacar. Nam pura-pura tak tertarik dan memilih membaca buku, Rahasia Menjadi Ranking 1. Cheer menggodanya, “Apakah kau benar-benar Nam?”
Nam merengut, “Aku serius. Sudah 5 tahun aku tak bertemu ayahku,.”
Beberapa saat kemudian masuk beberapa kakak kelas mereka sambil membawa sebuah buku berjudul 9 Metode Cinta. Kakak kelas itu membicarakan bahwa buku itu ampuh sekali dan membuatnya bisa pacaran dengan orang yang ia sukai. Temannya juga membeli buku yang sama, dan ia juga berhasil.
Cheer dan yang lain tertarik membeli buku itu dan membacanya di rumah Nam.

“Pergilah ke tempat dimana banyak bintang seorang diri, lalu tariklah garis dari bintang satu ke bintang yang lainnya sampai membentuk nama pria yang kau sukai.”

Cheer dan teman-temannya langsung ke jendela dan menarik nama masing-masing pujaan hati mereka, sementara Nam diam saja di kursi baca.
Nim, “Nam kau tak ikutan?”
Nam, “Aku tak percaya hal semacam itu. Buku itu tak masuk akal.”
Akhirnya setelah teman-temannya pulang, Nam segera berlari ke jendela dan menarik nama shone di antara bintang-bintang dengan sepenuh hati

Shone sedang bermain bola bersama teman-temannya hingga pelatih fotografi nya datang. Ia membawa poster tentang lomba fotografi yang akan diikuti oleh shone . Ayahnya yang sedang beres-beres toko memandang Chon dari jauh.
Ayah shone , “Dia selalu bermain sepak bola bersama teman-temannya tapi tak pernah mau ikut klub sepak bola sekolah”
Ibu shone, “Biarkan saja. Dia bermain sepak bola untuk bersenang-senang, bukan untuk bertanding.”
Ayah shone mengusap wajahnya, “Andai saja saat itu aku berhasil melakukan penalti...”
Ibu shone menghela nafas, “nah menyalahkan diri lagi. Putra kita mungkin berani melakukan tendangan pinalti walaupun diejek sama temannya atau jika benar dia takut dia bisa mengatasi rasa takutnya suatu hari.. contohnya ada orang yang gagal melakukan itu tetapi dia bisa melewati harinya dengan tidak buruk itu sampai sekarang” Ayah shone tersenyum.

Pagi harinya di sekolah, Nam datang dengan penampilan baru. Ia memasang kawat gigi. Sementara Gie bilang ia aneh dengan kawat gigi tersebut, Nam bersikeras kalau kawat gigi itu kelihatan indah.
Cheer tak memperdulikan Nam, ia menatap Kai yang duduk jauh di depannya. Kemudian bergumam, “Makan... makan nasinya... yes! Dia makan nasinya!”
Nim meledek Cheer, “Tentu saja, karena dia memang sedang makan bagaimana bisa disebut hipnotis .”
“Apa yang sedang kalian lakukan?”tanya Gie heran.
Nim menunjukkan lagi buku 9 Metode Cinta...

Mode kedua (dari Maya):
“Pusatkan pikiranmu dan tataplah orang yang kau suka. Usahakan kau menguasai pikirannya, kemudian suruh ia melakukan sesuatu. Jika berhasil, maka ia pasangan jiwamu...”
Sebelum Nim selesai bicara, Nam sudah memandangi shone. Sambil memusatkan pikirannya ia bergumam, “Menolehlah padaku... menolehlah padaku...”

Usaha Nam dilihat oleh teman shone yang kemudian memanfaatkan keadaan itu untuk menyuruh shone menoleh hingga bisa mencuri bakso milik shone. shone menoleh. Nam menjerit kecil, “shone menoleh padaku!”
“Siapa yang menoleh, Nam?”tanya Cheer yang duduk disamping Nam.
Nam membetulkan kacamatanya gugup, “Tidak. Bukan siapa-siapa.”
“Kau mencoba menghipnotis shone ya?”tanya Cheer curiga.
“Apa, kau gila?! Tentu saja tidak!”elak Nam. Meskipun akhirnya ia ketahuan juga berbohong.
“Lalu kenapa kau bilang buku ini tak masuk akal?”sindir Nim.
Nam tersipu, “Aku takut kalian akan meledekku...”
Cheer menepuk bahu Nam, “Tenang saja Nam...”
“...kami pasti akan meledekmu!” lanjut teman-temannya sambil tertawa.

Metode ke tiga (dari Skotlandia):
“Berikan sesuatu yang berlambang hati kepada pujaanmu”

Metode ke tiga (dari Skotlandia):
“Berikan sesuatu yang berlambang hati kepada pujaanmu”

Kali ini Nam dibantu teman-temannya hendak memberi shone hadiah coklat berbentuk hati. Mereka menyingkirkan hadiah-hadiah lain yang ada di atas sepeda motor Chon dan menaruh kotak coklat Nam di atas sepeda motor.
Saat shone mengambil hadiahnya, Nam dan kawan-kawan mengintip dari balik tembok. Dan, ups, rupanya karena kelamaan di atas sepeda motor shone, coklat itu mencair dan mengotori sepeda motor shone.
“Kita lupa satu hal,” ujar Cheer, “Negara kita diarea Tropis.”
“Mangga?”tanya Gie heran pada Nam ketika Nam memutuskan untuk memberi Chon Mangga, “Orang lain memberi sapu tangan, bunga, dan yang lain sementara kau Mangga? Bagaimana bisa romantis.”

 
Saat mereka masih berdebat, rupanya sudah ada yang mendahului mereka. Faye, cewek tercantik satu sekolah menghampiri shone dan memberinya kue mangga buatannya. shone terlihat sangat senang dan berterima kasih.
“Dia cantik , dan calon istri yang baik, bagaimanabisa ditandingi?”ujar Gie lesu. Ubah sasaranmu kata cheer
Nam mulai putus asa.

 
Saat ujian Bahasa Inggris berlangsung, rupanya Bu Guru Inn diundang oleh Guru Phol untuk makan malam di rumahnya. Guru Inn pura-pura sibuk dan berusaha menyempatkan diri untuk datang. Namun Guru Orn lewat dan mengkonfirmasi janji makan malamnya juga bersama Guru Phol di waktu yang sama. Guru Inn bertanya pada Guru Phol, “Malam ini bukan makan malam kita berdua saja?”
Guru Phol tertawa, “Tolong jangan sebut sebagai kencan. Lebih tepatnya disebut pesta musim panas”
Guru Inn cemberut. Ketika Nam menghampiri dan menyerahkan kertas ujiannya, Guru Inn yang masih terbawa emosi “guru orn aku tidak akan menyerah perang ini sangat penting” meremas kertas ujian Nam dan membuangnya “guru inn itu kertas jawabanku” kata nam wkwkwk Saat tersadar, ia minta Nam menolongnya memungut kertas itu lagi.

Aku punya ide” kata Cheer, “kak shone harus mengantar Nam pulang. Ini akan jadi terlihat romantis.”
Nam dan yang lainnya setuju. Mereka mencari cara supaya Nam kelihatan butuh tumpangan. Cheer sampai membuang kunci motor milik Nim. Sayangnya mereka lagi-lagi kedahuluan Faye. Faye berjalan mendekati shone dan pura-pura terkilir kakinya.
“hey Kue Mangga” shone memanggil Faye, “ada apa dengan kakimu?”
“Tak apa mungkin kakiku sedang terkilir...” ucap Faye pura-pura, namun lagi-lagi ia memperlihatkan seolah-olah ia terkilir. shone yang gentle menawarkan tumpangan pada Faye yang disambut senang hati. Faye tersenyum menang ke arah Nam.
“ohh itu sandiwara” sinis Gie.
“Apa ia lulusan sekolah akting?”sahut Cheer. Sementara Nam melongo tak percaya.

Tahun berikutnya....

Pang menemukan kertas yang isinya gambar Nam dan shone kemudian mengadukannya pada ibunya. Ibunya  marah karena Nam sudah memikirkan pacaran, “Nam, jika begini mana bisa bertemu ayahmu? Kau sebaiknya tunggu dulu untuk bisa pacaran. Mulai Sekarang piker dulu untuk belajar!”

Dengan marah, Nam pergi ke atas atap.
Di atas atap Nam hanya melamun sambil mendengarkan musik sedih. Rupanya Pang yang merasa bersalah menelpon Cheer dan yang lain agar menghibur Nam. Mereka datang dan hendak mempraktekan buku 9 Metode Cinta.

METODE KETUHUH (DARI GYPSI) langsung lompat ke metode tujuh wkwk

“bangun rasa cinta dari tubuh kita. Gunakan rasa cinta agar kita menjadi pintar, lebih cantik dan lebih baik dalam segala hal dia akhirnya berpaling pada kita” kata nim membacakan metode cinta sedangkan nama ngeledek haha..

Dengan diiringi music yang enak (entahlah apa judul musiknya) Cheer dan yang lainnya, melakukan perawatan pada tubuh nama, dengan menggunakan masker, kunyit dan segala macam perawatan.. nam dibiarkan diam saja, dan bersedia tubuhnya di bersihkan oleh teman-temannya kkk “kak shone tampan, nam juga harus cantik” kata teman-temannya

Nam yang sudah selesai perawatan, bersama teman-temannya datang ke toko olahraga milik ayah shone. Mereka ingin bertemu shone dan memperlihatkan Nam. Tapi rupanya shone sedang pergi. Nam sempat melihat artikel yang memberitakan kegagalan eksekusi pinalti ayah shone. Saat hendak pulang, rupanya Chon datang. Ia menyapa Nam kemudian heran dengan perubahan kulit Nam. Rupanya ‘treatment’ khusus yang dilakukan Cheer dan yang lain justru membuat Nam terlihat kuning.
“Mengapa kau terlihat kuning ? Apa kau menderita sakit kuning?”tanya Shone sambil memeriksa suhu tubuh Nam.
Nam yang gugup menggeleng sambil berusaha tersenyum.
Saat itu lagi-lagi Faye datang, dan berpura-pura hendak membeli sekotak bola pingpong. Nam yang kesal menjatuhkan bola pingpong yang dipegangnya sehingga Faye terpeleset dan jatuh. Hahaha

Di sekolah akan diadakan klub pentas seni. Klub drama guru Inn terlihat kosong dan tak ada yang mendaftar, sementara klub penari klasik milik Guru Orn penuh dengan peminat. Di antara peminat-peminatnya juga ada Nam cs.
“Nam, kau harus melepas kaca matamu” saran Cheer.
Nam melepas kacamatanya sambil cemberut, “Kurasa kita tak cocok dengan konsep klub ini. Kulit putih, cantik, mirip china...apapun syarat menjadi penari klasik.”
“Nam benar,” Nim menimpali, “Setiap tahun Guru Orn hanya memilih murid yang cantik saja. Dan ketika mereka menari seluruh sekolah melihatnya.”
“itu benar! Tidak seperti siswa klub drama, mereka semua jelek. Tak ada yang dating menonton” tambah Gie.
“Tapi kita harus mencobanya” sela Cheer, “tidak berkulit putih, tidak berwajah orang china. Tapi cantik dan pelopor untuk kulit gelap”
Yang lain tertawa.

 
Shone lewat di dekat mereka dan menimbulkan kehebohan. Faye memanggil Shone dan bertanya klub mana Shone akan bergabung.
“fotografi” jawab Shone.
Faye tersenyum genit, “Kau bisa beritahu aku, jika butuh model foto.”
Cheer cs menatap Faye jijik.
Shone tersenyum, “Aku memotret pemandangan bukan orang.”
Cheer cs menertawakan Faye. Tapi Faye tak menyerah, “hey, apa kau bercanda.”
“Aku hanya bercanda” jawab Shone menghilangkan tawa Cheer dan yang lain, “ayo biar kupotret.”
Faye memasang pose manisnya. Di foto kedua, Nam ikut-ikutan di belakang Faye.
“Jadi, kau sudah tak kuning lagi?apa kau jadi lebih putih?” ujar Shone setelah memotret mereka berdua.
Nam mengangguk sambil tersenyum gugup. Faye kelihatan tak senang.
“Aku akan menanti penampilan kalian berdua saat festival” ucap Shone membuat Faye dan Nam tersipu malu.
“kau lihat itu, nam.kau mendapat respon dari kak shone. Bahwa kau sudah lebih putih, kau harus lebih percaya diri” ujar Cheer.
“jika kau ikut menari, kita bisa lebih terkenal,” sahut Gie. Nam mengangguk sambil tersenyum.
“jika tidak yakin kalau cantik, bisa ke klub yang lain” sindir Faye.
Nam cs emosi mendengar hinaan dari Faye hingga memulai pertengkaran. Membuat murid-murid lainnya yang mengantri terdorong ke depan. Guru Orn menyuruh murid-murid yang membuat masalah pergi dari barisan kecuali Faye dan temannya, Kwan. Ya, Guru Orn memang pemilih.

Faye, yang masih dendam pada Nam, meracik minuman dengan bumbu khusus. Ketika Nam lewat ia memanggilnya dan memberi minuman itu sebagai tanda maaf. Nam menerima minuman itu tanpa curiga sedikitpun. Namun sebelum meminumnya Pin, senior Nam yang sekelas dengan Shone menahan tangan Nam dan menyuruh Faye untuk mencoba minuman itu lebih dulu. Rupanya sedari tadi ia memperhatikan Faye.
“biar dia minum dulu” tantang Pin.
Faye salah tingkah. “tidak mau minum ?” Tanya pin
“kau pergilah jika tak ingin minum air dengan sambal ikan” nasihat Pin pada Nam, “dan jangan lupa dibuang”
Nam menurut. Sementara Pin kembali ke bangku Shone dan kawan-kawan sambil menceritakan perbuatan Faye, “gadis iku sungguh jahat” sambil menoleh kepada faye
Dan hilang sudah kesempatan Faye memikat hati Shone

Guru Inn yang tak menemukan satu pun peminat akhirnya memutuskan menghampiri Nam cs yang baru didepak dari klub tari. Ia mengetes Nam cs dengan asal kemudian mengatakan bahwa mereka sudah diterima di klub drama. Dan mereka ditunggu di auditorium. Matanya lalu menangkap minuman Nam yang belum dibuang dan tanpa pikir panjang langsung meminumnya! Reaksinya seperti yang bisa dibayangkan. Ia hampir memuntahkan minumannya di depan Kepala Sekolah. Nam cs langsung mencegah Kepala Sekolah yang juga ingin meminum minuman itu. Kkkk yang membuat lucu itu pasti selalu guru inn 

 
Nam cs datang ke auditorium terlambat sehingga Guru Inn menghukum mereka tak boleh ikut drama. Dengan senang hati Nam cs menerima hukuman itu sampai Guru Inn langsung membatalkan hukumannya. Hahah gengsi padahal mau si guru inn ini.
Cheer berusaha menjelaskan kalau mereka ingin ikut klub tari, namun belum selesai Cheer ngomong, Shon emuncul juga di auditorium. Rupanya ia juga dipaksa ikut oleh Guru Inn. Nam menggunakan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Shone dan setuju bergabung dengan klub drama.

Klub drama akan mementaskan Drama Bahasa Inggris Snow White dan karena Nam yang terbaik dalam pelajaran Bahasa Inggris, ia terpilih jadi Snow White. Shone? Dia terpilih jadi kelinci merangkap penata panggung.

Guru Inn kemudian mengajak Guru Phol dan Guru Orn untuk melihat hasil tata rias anak didiknya. Ia membual kalau anak didiknya mengerti tentang keindahan, namun ketika mereka sampai mereka dihadapkan oleh anak-anak drama yang berdandan kacau dan asal-asalan.
“Apa ini pementasan drama atau acara komedi?”sindir Guru Orn.

Hari menjelang gelap, latihan drama Nam usai. Ia pergi ke belakang panggung yang dipikirnya sepi orang. Ternyata ada Shone disitu dan mereka hanya berdua.
“Oh, kau mau pulang?”tanya Shone yang sedang asik memotret.
Nam mengangguk. Matanya justru fokus pada buku 9 Metode Cinta di dekat Shone. Ia khawatir Shone berpikir macam-macam setelah melihat buku itu. Buru-buru ia ambil semua buku itu saat Shone sedang memotret hal lain. Kemudian sebuah kertas jatuh di dekat kaki mereka. Nomor telepon Shone!
Dengan sigap, Nam segera menutupi kertas itu dengan kakinya. Ia menyeretnya sepanjang pulang.
“Hati-hati dijalan...” ujar Chon yang tak sadar soal kertas itu. Ia lebih heran pada Nam yang berjalan terseret-seret padahal saat datang berjalan dengan normal. “dia berjalan normal waktu masuk, kenapa pincang waktu pulang?” Tanya shone pada dirinya

Guru Inn diam-diam mematai Guru Orn yang mampu mendandani muridnya dengan sangat baik. Tak mau kalah akhirnya ia meminta bantuan Pin untuk menjadi ahli tata rias drama. Ia menyuruh Pin untuk mendandani Nam lebih dulu. Shone, dibelakang Nam, memberi isyarat pada Pin agar melakukan yang terbaik. Kemudian Nam mulai didandani oleh Pin.
Tak lama Nam berganti baju, ia muncul dan memukau teman-temannya. Nam terlihat lebih bersih dan cantik. Semua memuji keahlian Pin merubah Nam . Namun yang Nam harapkan adalah reaksi dari Shone. “bagaimana dengan keahlian make up ku” Tanya pin pada shone Dan Shone bilang, “Dia terlihat sama saja. Purri salju dengan kawat gigi.”
Jleb! wkwk
Besoknya Nam segera melepas kawat giginya.

 



Saat latihan drama, yang berperan sebagai Pangeran tiba-tiba terkena diare. Guru Inn memerintahkan Shone yang saat itu sedang melukis pohon untuk sementara mengganti peran Pangeran. Dan adegan yang diperankan adalah adegan Pangeran yang mencium Snow White agar bangun dari tidurnya. Nam menanti ciuman Chon dengan berdebar-debar. Sementara teman-temannya sudah heboh. Ia memejamkan mata. Namun saat ia membuka matanya lagi, sang Pangeran asli sudah kembali dari sakit diarenya dan bersiap mencium Nam.
 
Nam yang kaget karena saat membuka mata wajah Shone berubah, langsung lompat dari kasurnya. Karena panik ia tersandung ujung panggung dan mau jatuh. Beruntung tangan Shone menariknya dan menahannya agar tak jatuh. Shone langsung menarik Nam hingga ke pelukannya dan menegurnya, “lehermu bisa saja patah!” OHH SO SWEETTTTTT ^^ jadi ingat Kk kelas waktu pas SMP wkwk
Nam menunduk menyesal sementara hatinya berdebar tak karuan.


Malamnya Nam berusaha menelpon Shone dengan nomor yang baru ia dapat. Begitu tersambung langsung terdengar suara Shone. Namun belum selesai Shone bicara, Nam sudah menaruh telponnya lalu berteriak kegirangan. Saat ia kembali, Shone rupanya telah menutup teleponnya.

Hari pentas seni pun tiba. Seperti biasa, pertunjukkan tari Guru Orn mendapat sambutan hangat dari murid-murid sekolah. Semua memadati kursi penonton hanya untuk melihat Faye cs yang cantik menari. Sementara ketika pertunjukkan Drama Guru Inn, satu persatu murid meninggalkan bangku penonton. Hanya ada beberapa yang bertahan dengan tidak penuh minat.


Nam tak melihat Shone diantara penonton. Yang ada malah seorang cowok tampan yang tak ia kenal memandangnya dengan terpesona. Ia bermain drama dengan lesu. Sementara Shone ternyata baru dapat pengumuman kalau ia memenangkan lomba fotografi. Ia harus pergi untuk mengambil hadiahnya bersama Kepala Sekolah.

Di belakang panggung, Guru Inn memuji kinerja anak-anak didiknya. Ia bahkan berjanji akan mentraktir semua anak didiknya makan malam. Di meja Nam ada sebuah apel dan pesan di bawahnya. Untuk Snow White, saya sudah mencicipinya. Apelnya tak beracun. Nam memandangi Apel itu dengan senang.
“siapa pemiliknya ? sudah dimakan rupanya?”tanya Cheer tertawa geli karena melihat apelnya sudah digigit.
“Pasti dari kak Shone” ucap Nam senang.
“hey nam bisa saja dari bocah itu” Nim menunjuk cowok yang berperan sebagai Pangeran yang sedang memakan apel, dan memandang Nam penuh minat.
“Euhh...” Nam geli. Sementara Cheer cs tertawa mengejeknya, “Pangeran kodok! Dan putri kodok memang serasi!”

Malamya Nam melampiaskan kekesalan pada Tuan Kancing. Ia berpikir Shone pasti hanya memilih datang ke pertunjukkannya Faye dibanding dirinya. Ia lalu membuang Tuan Kancing meski kemudian ia memungutnya lagi dari tong sampah.

Keesokan harinya, Shone sedang asik mengobrol bersama teman-temannya ketika seorang cowok menepuk bahunya, “Hei,sudah beri salam pada Ayahmu, Annakku?” canda cowok itu.
Shone menoleh dan kaget. Ia langsung memeluk cowok itu dan mengenalkannya pada teman-temannya, “Hey semuanya ini temanku, Top. dia temanku sejak TK.”
Top rupanya langsung terkenal di kalangan gadis-gadis karena dia tampan dan merebut popularitas Shone. Top lebih ramah, dan easy going. Ia menyapa semua gadis di jalan, sampai Shone menghentikan tingkah playboynya dan mengajaknya ke kantin.

 
Di kantin rupanya drama Snow White yang diperankan Nam diputar berulang-ulang kali. Semua tak ada yang mengenali bahwa Snow White disana adalah Nam, dan Nam yang kini lebih manis dan cantik langsung terkenal di kalangan cowok-cowok. Sementara Shone dan Top juga melihat Tv yang sama.
“hey ada film putrid salju di TV. Dia cantik juga. Apa dia sudah punya pacar?”tanya Top benar-benar terpesona dengan Nam.
“kurasa belum,tapi jangan kau dekati dia ”jawab Shone.
“Hey menapa?”tanya Top heran.
“Tidakkah dia terlalu muda untukmu?”
“Ah aku biasanya menanyakan no telepon anak kelas 5 SD,” ujar Top.

Shon, “????!”

Tahun berikutnya....
 
Shon dan Top bermain sepak bola seperti biasa, sampai Top menyuruh Shon melakukan tendangan pinalti. Shone tersinggung dan marah-marah karena Top selalu menyuruhnya melakukan pinalti. Top yang tahu trauma sahabatnya bertanya, “masih saja trauma? Ayahmu sendiri mungkin sudah lupa.”
Shone mengelak, “Bukan begitu tendangan pinalti terlalu muda, jadi tidak mau kulakukan!”
Top ngalah, “baiklah… Cristiano Ronaldo....”
Di tengah jalan mereka dihentikan oleh cewek-cewek dari grup mayoret yang ingin foto bersama Top. Shone menawarkan dengan sukarela untuk memotret mereka. Namun baru gambar pertama, kedua cewek itu sudah bertengkar merebutkan posisi paling dekat dengan Top. Pertengkaran itu menarik perhatian siswa mayoret yang lain, mereka pun tawuran. Guru Inn datang melerai, sementara Top dan Shone kabur dari tempat itu.
“Hei, kau bisa lakukan hal seperti ini?” tanya Shone kagum. Top hanya mengangkat bahu

 
Kedua Siswi itu akhirnya terluka karena pertengkaran barusan. Yang satu leher dan kakinya, yang satu lengannya. Mereka dipastikan takkan bisa memimpin grup mayoret. Kepala Sekolah akhirnya memutuskan akan berkonsultasi dengan Guru Orn. Guru Inn cemberut mendengar nama Guru Orn disebut. Tiba-tiba ia melihat raket melayang di belakangnya. Rupanya Nam dan kawan-kawan melempar raket untuk bisa mengambil cock yang tersangkut (Nam sekarang sudah jauh lebih cantik, bersih dan putih, rambutnya juga panjang mirip kayak gue ^_^). Guru Inn langsung dapat ide.

Guru Inn menghampiri Nam dan Cheer yang sedang istirahat. Ia memuji-muji Nam, “nam sayang. Sejak lahir dan sedewasa ini aku belum pernah melihat murid sesempurna dan sepintar dirimu. Kau juga sangat cantik”
Nam yang tahu Guru Inn dulu bahkan pernah menghinanya sebagai si kulit hitam berkata, “Guru Inn bicaralah yang jelas kau butuh sesuatu?”
Guru Inn pun meminta secara langsung supaya Nam menjadi pemimpin Mayoret sekolah untuk Festival Olahraga kota. Nam tadinya mau menolak karena festivalnya tinggal 2 minggu lagi, dan ia sama sekali tak ada persiapan, namun Guru Inn memohon-mohon pada Nam.

Dalam latihan pertama, Nam bahkan tak bisa menangkap tongkat mayoretnya sama sekali. Ia melemparnya sangat tinggi sehingga seluruh murid-murid pada berlarian karena takut tertimpa.

Nam putus asa. Ia merasa tak mungkin bisa melakukan lemparan tongkat mayoret. Cheer cs menyemangatinya. Cheer membacakan metode terakhir dalam buku 9 Metode Cinta yang sesuai keadaan Nam saat ini.
Metode terakhir
“jika tindakanmu didasari rasa vinta, lakukanlah dengan segenap hati. Orang yang kau sukai akan berpaling padamu.”

Nam menghela nafas. Ia merasa tak percaya diri. Nim memegangi bahunya dan menyemangati, “Hey, Nam..kau sudah sejauh ini berjuanglah lebih keras.. (selama lebih dari 2 tahun jatuh cinta pada orang yg sama, kalau aku cuman setahun wkwk.. ah itu cuman cinta pandangan pertam haha) ini bukan ‘drum-band sekolah. Kau membawa nama provinsi kita, berjuanglah…”
Nam akhirnya berlatih siang-sore-malam di lapangan. Bahkan ketika lapangannya sedang dipake Shone dan Top cs untuk bermain sepak bola, Nam masih berlatih. Hal itu menarik perhatian Top yang jadi tak konsentrasi bermain bola dan membuat Shone kesal lalu menyeretnya, “kau melirik gadis lagi!

Faye dan Kwan sedang berjalan sambil membicarakan soal Guru Inn yang keras kepala mempertahankan Nam, “dia tidak memilih murid cantik dan bertalenta seperti kita, setiap murid asuhannya sungguh buruk. Jika kita menjadi muridnya harga diri kita akan sangta jatuh mungkin takkan populer seperti sekarang.”
Nam yang mendengar perkataannya Faye marah, ia berniat akan melabrak Faye namun ditahan teman-temannya, “Kenapa kau membicarakan Guru Inn seperti itu?!”

 

Faye dan Kwan sedang berjalan sambil membicarakan soal Guru Inn yang keras kepala mempertahankan Nam, “dia tidak memilih murid cantik dan bertalenta seperti kita, setiap murid asuhannya sungguh buruk. Jika kita menjadi muridnya harga diri kita akan sangta jatuh mungkin takkan populer seperti sekarang.”
Nam yang mendengar perkataannya Faye marah, ia berniat akan melabrak Faye namun ditahan teman-temannya, “Kenapa kau membicarakan Guru Inn seperti itu?!”
Pada kenyataannya seperti itu” jawab Faye santai.
“Dasar jelek!” ledek Kwan, mereka lalu kabur.
Nam emosi, “akan kubuktikan bahwa guru Inn tidak seburuk itu!”
Ia pun berlatih lagi dengan menggunakan sapu, sebagai pengganti tongkat mayoretnya yang rusak. Ia masih belum berhasil.

Malamnya, Shone dan Top sedang dalam pertandingan percobaan, dan Nam juga berada disitu untuk latihan. Ayah Shone dan temannya juga datang untuk melihat latihan anaknya. Saat pertandingan, timnya Top dan Shone mendapat giliran penalti. Saat Top mau melakukan eksekusi, Shone menahan Top. Rupanya ia mau mencoba melakukan penalti. Ayah Shone yang melihat gelagat anaknya memutuskan ingin pergi dari tempat itu karena takut, namun ditahan temannya. Top memberi kesempatan pada Shone.

Tendangan pinalti Shone membentur tiang gawang. Shone depresi. Kata-kata hinaan Ding tentang ayahnya terngiang-ngiang di kepalanya. Ayahnya pun tak kuat melihatnya dan berniat segera pergi, namun temannya masih tertarik untuk melihat dan menahan ayah Shone Top menepuk bahu Shone dengan senyum. Temannya yang bermain di tim lawan memberinya kesempatan kedua, “Hei, tendan saja sekali lagi, Yang tadi itu anggap saja hanya pemanasan.”
“kau piker ini lapangan milik bibimu ?...”kata Shone kesal.
“ya ini adalah lapangan bibiku dan lapanganku juga” kata Top dan kawan-kawannya.
“yang terpenting aku belum meniup peluitnya” sahut Guru Phol. Shone tersenyum senang. Ia mencoba melakukan tendangan lagi.

 
Goal! Shone disambut histeria teman-temannya. Ayahnya juga sangat senang, dan pergi dengan lega dari tempat itu. Semua menyoraki Shone termasuk Nam yang ikut tersenyum senang untuk Shone. Shone akhirnya menerima tawaran Guru Phol untuk menjadi pemain tetap di Klub Sepak bola Sekolah. Teman-temannya senang, namun pandangan mata Shone menatap penuh arti ke arah Nam yang berdiri di samping bangku penonton. Nam tersenyum sambil menatap tongkat mayoretnya.

Di kamar Nam memandangi Tuan Kancing, “Aku sudah mengerti” ucapnya penuh senyum keyakinan. Nam lalu berlatih siang, malam, seminggu tanpa henti. Dan latihannya akhirnya membuahkan hasil. Dia sudah mampu menangkap tongkat mayoretnya. Di sekolah Guru Inn senang dengan perkembangan Nam. Ia membanggakan Nam di depan Guru Phol dan Guru Orn. Guru Phol memberikan aplause, sementara Guru Orn terlihat tak senang.

 

Hari Festival tiba. Nam dengan pakaian leader mayoretnya terlihat sangat cantik, mereka berparade keliling kota. Ia juga ditonton oleh Pang dan Ibunya.
“Bagaimana kakakmu, sama cantik dengan ibu?” tanya Pim ibunya.
“Tidak, dia lebih cantik!”jawab Pang. Pim memeluk Pang sambil tersenyum senang.
Shone dan Top juga ikut menonton parade. Chon sibuk memotret Nam, sementara Top memandangi Nam dengan terpesona, “Aku jadi malas pindah...”
Shone menggerutu, “Aku sudah sering dengar itu!”

Hari Valentine. Popularitas Nam langsung meningkat sejak Festival. Semua cowok tergila-gila padanya. Ia mendapatkan banyak coklat dan hadiah valentine.
“Padahal Valentine tahun lalu dia masih berkulit gelap” ujar Cheer geli. Tapi Nam kelihatan tak bersemangat. Gie menanyakan keadaannya.
“Dia sedang menunggu seseorang, dan orang itu belum datang” ucap Cheer. Siapa lagi kalau bukan Shone.
Nim tiba-tiba berseru heboh. Rupanya Shone datang.

 
Ia membawa pohon mawar putih yang masih ada akarnya. Cheer cs mendorong Nam yang terlalu nervous untuk keluar. Hatinya dag-dig-dug, apalagi Shone tersenyum manis ke arahnya. Namun senyum Nam harus hilang ketika Shone mengatakan hanya mengantarkan mawar dari temannya. Nam memandang punggung Shone yang pergi dengan hati kecewa.

Di kamar Nam masih melihat pohon mawar itu dengan sedih. Saat ia memutuskan untuk belajar, secarik kertas terjatuh dari bukunya. Sebuah surat, Nam,ketemu besok jam 4 sore dilantai 3 . Ada yang ingin kukatakan padamu. Nam tersenyum. Harapannya bangkit lagi.

Nam menunggu di depan tangga sekolah dengan berdebar-debar. Apalagi ketika ia melihat sekolah sudah mulai sepi, dan Shone datang ke arahnya. Shone tersenyum dan memanggil namanya, “Nam...”

“Aku yakin kau akan datang...”tiba-tiba Top berdiri di antara mereka. Nam terkejut. Ia meremas kertas di tangannya.
“surat ini dari kak top?” tanya Nam takut.
Top mengangguk, “Ya, benar”
“kak top ingin bicara apa?”
Top memandang Nam penuh senyum, “Maukah kau menjadi pacarku Nam?”
Nam terkejut. Ia tak mengharapkan Top yang mengatakannya. Matanya beralih ke Shone, “Ka Shone ingin bilang apa?”
Shone berjalan ke arah Top dan Nam sambil tersenyum, “Ah, aku hanya ingin tanya kenapa nam disini. sekarang aku sudah tahu alasannya...”
Shone menepuk bahu Top kemudian pergi. Nam menatap kepergiannya dengan tak percaya.
“apa jawabannya? Jika tidak dijawab aku anggap iya” ujar Top.
Nam membeku.

“Hah?! Top?!”seru Cheer cs dengan tak percaya. Nam mengangguk lesu.
“Bagaimana bisa?”tanya Cheer, “Lalu, Shone hanya mengatakan itu?”
Nam mengangguk lagi.
“bagaimana denganmmu nam? Kau jawab apa?”tanya Nim.
“tidak aku jawab”. Apa yang harus kulakukan Cheer...?”keluh Nam.
“kak top adalah teman baik kak shone, jika kau melakukan sesuatu tanpa pertimbangan matang kak shone bisa marah padamu...”

 
Nam sedang jalan-jalan di siang hari ketika motor Top berhenti di dekatnya. Top mengajak Nam untuk pergi bersamanya. Tadinya Nam menolak, namun ketika Top mengatakan kalau hari ini adalah hari pertandingan pertama Shone, Nam langsung ingin ikut. Di pertandingan Shone yang kelelahan menghampiri bangku Nam dan meminta air, Top tak punya karena baru ia berikan pada Nam. Nam akhirnya memberi punyanya. Shone meminum air pemberian Nam dan menyiram wajahnya. Nam melihatnya dengan terpesona. Pertandingan hari itu, Shone menang.

 
Nam pulang bersama Shone dan Top. Ia dibonceng oleh Top, sementara Shone mengendarainya sendiri. Mereka mengendarai motor sambil saling mengobrol. Suara hati Nam saat itu, Kau tahu Tuan Kancing? Nam ingin berada di belakang kak Shone,”



Tahun berikutnya... 

 
Hari itu hari ulang tahun Cheer. Nim bertanya pada Cheer hendak membeli cake apa pada hari ulang tahunnya.
“Vanilla Cake, Nam suka kue itu”ujar Cheer. Saat Cheer sedang asik memilih-milih kue, Nam belum datang. Nim segera menelponnya.
Nam rupanya sedang pergi ke danau bersama Shone cs, “Aku sudah menelpon Cheer tadi pagi namun ia tidak jawab, sampaikan ucapan selamat ulang tahunku pada Cheer, aku minta maaf karena aku takkan bisa pulang tepat waktu...”

 
Di danau, semua sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang asik bermain gitar, ada yang memanggang makanan. Nam duduk di meja makan sambil memandangi Shone yang asik memotret pemandangan dari jembatan (indah banget). Tak lama Top menghampiri sambil menghidangkan cumi-cumi hasil panggangannya, Top mendekati wajah Nam sampai membuat Nam risih, “Aku akan kembali..” katanya. Saat Nam kembali melihat ke arah jembatan, Shone sudah tak ada.

Nam pergi ke jembatan dan duduk disana. Shoen datang, “nam, Apa yang kau lakukan disini?”
“Aku rasa pemandangan disini indah”kata Nam. Mereka sama-sama terdiam. Nam membuka percakapan sambil menawarkan cumi, “Kak shone mau makan cumi?”
Shone menoleh, “nam sudah dengar cerita soal cumi?”
Nam menggeleng, “belum.”
“biar kucerita” .. “dahulu kala.. ada 2 ekor cumi, mereka selalu berenang bersama sampai akhirnya mereka saling jatuh cinta, merekapun jadi pasangan. Akhirnya, mereka pun menikah, dihari pernikahan pendeta cumi menyuruh mereka saling berpegangan tangan jadi mereka lakukan itu saling berpegangan”
Shone menempelkan jari-jarinya satu-satu. Nam tertawa geli melihatnya.
“Kak shone, itu gila!”ujar Nam.
Shone tersenyum.
“Tapi lucu” tambah Nam lagi.
“pembaca atau cerita cumi?”tanya Shone.
“Yang cerita! Eh, tidak, yang cumi! Umm... aku bingung...” ujar Nam, Ia melirik cumi panggang, “Aku jadi tak mau memakannya.”
“sudah lama aku tidak makan cumi karena cerita iniu” tambah Shone. Mereka pun terdiam.
“Jadi...” Nam bersuara, “kak shone pernah memegang tangan seseorang seperti cerita itu?”
“hanya sekali” jawab shone sambil menatap ke danau, “Seorang gadis berwajah aneh hampir dia akan jatuh dari panggung, jadi aku memegang tangannya...”
Belum selesai Chon cerita, Top datang sambil langsung memakan cumi panggang. Nam dan Shone berteriak, “Jangan!”
“Kenapa? Ini enak..”ujar Top sambil terus mengunyah. Nam dan Shone cuma bisa menghela nafas kesal.

 
Mereka bertiga hendak pulang. Shone dan Top berjalan di depan sementara Nam mengikuti di belakang. Shone dan Top berbicara serius.
Top : “Aku ingin Tanya sesuatu. kau suka pada Nam?”
Shone : “Eh,kau pacaran dengannya, kenapa Tanya begitu?”
Top menepuk bahu Shone sambil tersenyum, “Tidak apa-apa. Aku hanya bertanya...”
Tiba-tiba terdengar suara teriakan Nam di belakang. Nam terpeleset hingga kakinya terkilir. Top dan Shone langsung berlari ke arahnya. Top bertanya apa Nam masih bisa berdiri, Nam mengiyakan. Tapi ternyata ia tak sanggup, mau tak mau ia menerima tawaran Top. Sedangkan Shone yang menggendong tas Nam. Suara hati Nam saat itu, "Tuan Kancing... hari ini kak shone membawakan tasku..."

Pulangnya Nam langsung ke rumah Cheer. Ia membawakan cake kecil. Saat pintu rumah Cheer dibuka, Nam sudah bersiap, “Happy birth...”
Namun yang keluar ternyata ibunya Cheer, “Cheer tak ada. Ia masih pergi bermain dengan Nim dan Gie. Nam tidak ikut?”
Nam menggeleng sambil tersenyum kecut.
“Telepon saja mereka” saran Ibu Cheer lalu menutup gerbangnya lagi. Nam akhirnya meniup lilin di cake itu sendiri.

 
Keesokan harinya Cheer, Nim dan Gie mengerjakan PR tanpa Nam. Nam justru duduk bersama gengnya Shone.
“Aku rindu masa lalu kita dulu mengerjakan PR bersama-sama”kata Nim.
“malaikat tempatnya disurga. Mana mau dineraka dengan kita?”. Ia masih marah karena Nam tak datang ke ulang tahunnya.
“cheer sabarlah sedikit. Kita masih bisa ultah tahun depan” ucap Nim.
Cheer emosi, “nim, aku hanya punya 3 teman! Jika aku jadi dia, aku takkan melakukan hal itu!”
Nam yang melihat teman-temannya sedang mengerjakan PR bersama menghampiri, “cheer ingin mengerjakan PR dirumahku?”
“Kenapa tidak tanya kak shone dan teman-temannya?!”ujar Cheer sinis langsung menutup bukunya dan segera pergi dari situ. Nim dan Gie mengikutinya. Nam ditinggal sendiri.

Nam sedang duduk sendirian di depan kolam ketika Shone datang.
“Top belum datang?dia menunjukku menjadi tutor kelas 3,” tanya Shone duduk disamping Nam.
Nam tersenyum, “dia belum dating, dia harus meminjam buku untuk tugas bagi murid kelas 3”
Shone ikut tersenyum, ia memandang lurus ke depan, “waktu itu ibuku masuk rumah sakit...”
Nam menoleh, “waktu yang mana?”
“Hari dimana ayahku gagal melakukan tendangan pinalti. Aku lahir pada hari itu. Jadi ayahku memberi hadiah pada hari kelahiranku... yaitu tak bermain bola lagi seumur hidupnya. Akulah yang membawa nasib buruk. Coba lihat, Provinsi tidak pernah menang sejak hari itu...”
“Kau tak apa?”tanya Nam khawatir.
“Bagiku untuk dihina?”tanya Shone balik, “Aku tidak apa-apa. Aku sudah biasa. Sudah menjadi nama belakangku. Shone, yang ayahnya tak bisa menendang pinalti...”
Nam menunduk menyesal.
Shone tersenyum, “Tapi aku benar-benar tak apa. Aku seorang pemain sepak bola.”
“Jadi kau mau terus bermain sepak bola?”
“Aku tak tahu... untuk saat ini, aku lebih membutuhkan seseorang...”
Nam menoleh kaget. Tapi sebelum Nam mendengar penjelasan Shone lebih lanjut, Top datang dan memanggil Nam. Ia meminta bantuan Nam untuk mencari buku bersamanya.

Malamnya Shone dan kawan-kawan mengadakan piknik dan api unggun. Nam ikut. Ia membantu shone yang bertugas memasak. Top duduk di dekat api sambil mendengar Pin bernyanyi. Faye memandanginya, jelas-jelas sekarang Faye naksir pada Top. Nam dan shone membicarakan soal kejutan ulang tahun untuk Ake, teman mereka. Tanpa sengaja tangan mereka berdua saling bersentuhan. Hati Nam berdebar, ia mendekatkan diri lagi ke shone

 
Kemudian acara kejutan untuk Ake dimulai. Shone dan Top mau perform cerita.
“Ini terjadi ketika kita kelas 5 SD...”shone  memulai cerita.
Top ketawa, “Kita berdua jatuh cinta pada cewek yang sama. Namanya Boe, kelas 4.jadi kita bersaing lewat latihan menari. Suapay salah satu dari kami menari dengannya di pesta sekolah. Tapi saat hari itu tiba, shone kena sakit cacar....”
Semua tertawa termasuk Nam.
“Jadi hak berdansa dengannya jadi milikku, yeah...”lanjut Top.
shone menambahi, “Tapi pada akhirnyatop juga menyerah . Jadi kita berdua sama-sama gagal...”
“Eitt” sela Top, “Itu karena shone mengancam kalau ia tak mau berteman lagi denganku. Setelah itu kita saling berjanji....”
“takkan menyuaki wanita yang sama...”tambah shone.
Tawa Nam pupus sudah. Top jelas-jelas naksir padanya, itu berarti tak ada harapan untuknya ditaksir oleh Shone

 
 
Top dan Shone kemudian bernyanyi sambil menarikan tarian yang lucu, mengundang keceriaan. Top menarik Nam agar ikut menari bersama mereka. Yang lain juga berdiri dan ikut menari. Semuanya diliputi keceriaan. Namun di tengah tarian, Top yang rupanya sedang bahagia mengambil kesempatan mencuri pipi Nam. Nam terpaku. Yang lain masih menari, sementara kebahagiaan Nam sudah hilang.

 
Top mengantar Nam pulang. Saat Nam hendak segera masuk ke rumahnya, Top berkata, “nam besok kujemput lagi, ayo menonton pertandingan shone”
“Kak Top tak perlu menjemputku lagi”ujar Nam dingin.
“Kenapa? Kausibuk?”
“jangan nam serius! Tolong jangan temui nam lagi...”
Top bangkit dari sepeda motornya, “Kau marah karena aku mencium pipimu? Bukankan kau pacarku?”
Nam berbalik marah, “Kak Top,nam tidak pernah bilang iya”, “Lalu apa artinya semua selama ini?” Tanya top
“Maafkan aku, aku hanya mencintai 1 orang...” jawab Nam.
“Siapa Nam?” tanya Top.
Nam hanya berbalik dan segera masuk rumah tak menjawab pertanyaan Top.
“Siapa.... Nam.... siapa?!”tanya Top. Ia terduduk lemas di sepeda motornya.

 

Top menemui Chon untuk menceritakan semuanya, “Dari semua gadis yang bersamaku,dialah gadis yang menyakitiku.... Aku mohon satu hal saja padamu shone... apapun yang terjadi jangan pacaran dengan nam?”
“Apa kau berpikir alasan Nam memutuskanmu adalah aku?”tanya shone.
“Tidak. Hanya aku tak tahan, jika sahabat terbaikku berpacaran dengan gadis yang kucintai...”
shone memandang keluar sambil menghela nafas, “karena kau sudah berkata seperti itu, aku akan menurutinya?”
“kau setuju dengan ini?”tanya Top.
“Iya” jawab shone. Mereka berdua kemudian saling menjabat tangan.

Hari-hari berikutnya dilalui Nam seorang diri. Tak ada lagi teman-teman bersamanya, tak ada lagi Top yang menjemputnya ke sekolah dan shone juga seperti menghindarinya. Ketika ia melihat Top yang digoda Faye dengan trik ‘terkilir kaki’ ia juga tak bisa berbuat apa-apa. Ia memutuskan untuk fokus belajar agar mendapat ranking satu. Meski ia sering terbayang shone jika ia melihat Tuan Kancing dan membuatnya menangis sendirian

 
Di rumahnya shone bermain sepak bola dengan ayahnya yang sekarang tak takut lagi.
“shone kau tahu tadi Manajer Bangkok Glass meneleponku...”kata ayahnya.
“Lalu?” Tanya shone masih fokus ke bolanya.
“Dia bilang kalau dia akan menerimamu di Klub Bangkok Glass”
shone tak percaya, “Ayah berbohong padakukan ?”
Ayahnya tertawa, “bukan itu yang terpenting, kau harus siapkan dirimu. Mungkin setelah kau lulus, kau akan belajar ke bangkok”
shone senang sekali, ia menghampiri ayahnya dan memeluknya, “Ayah! Terima kasih...!”
Hari ujian tiba, Nam menjalankan ujiannya dengan serius. Ia ingin bertemu dengan ayahnya yang di Amerika.

 
Di luar Guru Inn sedang sangat sedih. Guru Phol mendapat beasiswa untuk melanjutkan study ke luar. Guru Inn meminta sesuatu pada Guru Phol. “Apa?”tanya Guru Phol. Guru Inn menunjuk ke arah hati Guru Phol. Guru Phol salah paham, ia malah memberikan peluit miliknya. Tak lama datang Guru olahraga baru yang akan menggantikan Guru Phol. Ternyata guru yang baru lebih keren dan ganteng daripada Guru Phol, Guru Inn langsung menghampiri Guru baru itu dan mengacuhkan Guru Phol. Guru Phol cuma bisa garuk-garuk kepala bingung.


Tahun pelajaran berikutnya...

Hari itu Cheer memutuskan tak akan melanjutkan sekolah yang sama dengan kawan-kawannya. Ia akan memasuki sekolah kejuruan. Saat mereka asik mengobrol, Nam datang dan suasana langsung tak enak. Nam duduk dengan sedih di jarak yang tak jauh dari mereka. Ia memandangi wajah Cheer dan masih berharap Cheer akan memaafkannya. Rupanya hati Cheer masih belum luluh. Nam dengan sedih menyanyikan lagu yang dulu mereka nyanyikan bersama-sama.



setalah itu nam mengampiri mereka, tetapi nam malah dicuekin, akhirnya nam menyakikan sebuah lagu yang dulu sering mereka nyanyikan, akhirnya gie ikut menyanyi, disusul olhe nim dan cheerpun ikut bernyani.. mereka berpelukan sambil menangis. (persahabtannya keren beudhhh)


“Cheer, Nam minta maaf”isak Nam.
Cheer menangis, “Kenapa kau menangis? Menyanyikan lagu seperti kita sedang berakting di opera sabun saja...”
“Ya...” kata Nam masih menangis, “Kenapa kita menangis? Kita tidak menangis, kita sedang tertawa...”
Mereka pun menyanyikan lagu nya bersama-sama.

Nam sedang menyapu dan beres-beres rumah ketika Cheer cs datang dan memberitahu kalau mereka bertemu dengan Guru Inn di toko eskrim, “Dia mengatakan kalau dalam ujian.... Nam mendapatkan peringkat..“ dengan gaya sedihnya cheer
“peringkat? Peringkat berapa? tanya Nam tak sabar.
“Nam...dapat ranking 1...”
Nam terkejut. Ia melompat-lompat senang kemudian memeluk ibunya. Ibunya mengatakan sekarang Nam sudah bisa bertemu dengan ayahnya. Nam semakin senang. Pang melihatnya iri. Ia mendapatkan ranking 8 tapi ia ingin ikut dengan Nam. Nam tak mengizinkan.
Saat itu tiba-tiba Nam langsung memikirkan shone.

Di hari yang sama, Pang kedatangan temannya. Dia mengantarkan foto cowok yang Pang taksir. Nam yang tertarik menghampirinya dan menggodanya. Pang tahu kalau ini adalah kesempatan untuk Nam balas dendam karena dulu Pang pernah mengadukan soal Nam yang naksir shone. Tapi Nam cuma menggodanya dan menasihati agar Pang tak cepat-cepat memikirkan soal pacaran karena belum dewasa.

Nam kemudian kumpul bersama teman-temannya. Cheer menanyakan Nam, “Nam apakah kak shone sudah tahu?”

Nam menggeleng lemah. Gie menatapnya heran, “Kau sungguh tahan! Jatuh! Suka padanya sejak kelas 1”
“Kurasa tidak usah dikatakan” timpal Nim, “dunia mencatat bahwa ada seorang gadis berusaha jadi cantik, demi seorang pria selama 3 tahun.” (hamper sama donk -________-) wkwk apa coba?
Cheer menasihati Nam, “Nam,kalau begini kau tak bisa bertemu dengannya lagi. Tidakkah kau ingin lakukan sesuatu?”
Nam melirik buku 9 Metode Cinta nya, “Aku sudah coba berbagai cara...”
“jangan khawatir, kau masih punya kami”ujar Cheer, “Benarkan?”
“Iya!”sahut Nim, “Kau ini sudah cantik, pintar belajar pula. Mana ada yang tidak menyukaimu?”
Nam kesal, “Kalian benar-benar memujiku tidak sih?”

Malamnya Nam menghias setangkai bunga Mawar Putih, metode ke 10, dari Thailand, yang paling tulus.

Hari kelulusan tiba, Nam menunggu shone keluar dari kelasnya namun ternyata Chon masih dikelilingi oleh teman-temannya (Nam dan shone lulus bersama, sepertinya Nam akselerasi). Nam harus menunggu sampai ia dan shone memiliki waktu hanya berdua saja. Ia mengikuti shone bersama teman-temannya. Sampai akhirnya shone pergi untuk memotret sendirian ke ruangan kolam renang, Nam didorong teman-temannya untuk mengambil kesempatan itu. Teman-temannya berjaga di luar ruangan.

 

shone memotret Kolam renang sebagai kenang-kenangan. Nam menghampirinya, shone pun memotret Nam.
“Nam, ingin tandatangan dikemejaku?,” ujar shone
“Kak shone, aku ingin mengatakan sesuatu”Nam menghela nafas mengumpulkan kekuatan. Kemudian ia mulai mengatakan semuanya, “Aku sudah menyukai kak shone selama 3 tahun.Aku merubah segala aspek di diriku untukmu.Nam ikut di klub tarian klasik.. bermain dipementasan drama, jadi mayor ‘drum-band’ semua untukmu. Tapi sekarang aku sadar bahwa ini adalah hal pertama yang harus dilakukan dari dulu, yaitu bilang pada kak shone bahwa aku mencintai kak shone” (hikssssss… sedihhh gila!!! cinta bisa merubah segalanya >.<)
Nam menghela nafas dan mengeluarkan air mata kelegaannya. Ia menyerahkan mawar putih yang sudah ada kartu ucapan dan Tuan Kancing yang terikat di tangkainya pada Shone yang tertegun sambil menatap Nam.

Sesaat setelah Nam menghapus air matanya karena lega, tanpa sengaja matanya melihat ke arah kantung kemeja Chon. Tertulis disitu, Pin cinta Shone. Nam terkejut
“Kak Pin dan Kak shone...?”tanya Nam hampir tak bisa bersuara. Air matanya mengalir lagi.
shone mengangguk dengan berat.
“Kapan?”tanya Nam lagi dengan susah payah  “sekitar Seminggu yang lalu...”jawab Shone pelan.”kak pin dan kak shone pacaran”? sambil mencoba tersenyum “kalian berdua sangat serasi… serasi sekali, kuharap kalian bisa bahagia” kata nam sambil menepuk pundah shone
Nam seperti bingung untuk bertindak. Ia menangis tapi kemudian berusaha untuk tertawa
shone masih memandangi Nam dengan penuh perasaan bersalah.

Nam yang sudah tak tahan ingin segera pergi dari situ, lupa kalau di sampingnya ada kolam. Ia berbelok dan langsung tercebur.
“Nam!”seru shone
Nam yang basah kuyup mencoba untuk terus tertawa, “Aku tak apa-apa.. aku baik-baik saja.”
shone menawarkan bantuan untuk Nam keluar dari kolam, tapi Nam tak menyambutnya. Ia benar-benar berusaha tak terlihat menangis.
“Kalian cocok”ucap Nam sebelum berbalik pergi memunggungi shone
“Nam kau baik-baik saja?”tanya shone
Nam menangis tapi memberi isyarat kalau ia baik-baik saja lewat jarinya.
shone tak percaya, ia masih berusaha memanggil Nam, “Nam!”
Di luar Nam disambut teman-temannya yang terkejut melihat Nam basah kuyup. Nam langsung pergi tanpa ingin bertemu teman-temannya dulu. Gie berusaha menyusulnya namun ditahan Cheer. Mereka ikut menangis karena sudah bisa menebak apa yang terjadi.
Nam berjalan melewati Pin, Pin juga kaget melihat Nam basah kuyup. Ia menahan Nam dan bertanya apa yang terjadi. Nam tadinya ingin langsung pergi. Tapi kemudian ia kembali dan memeluk Pin erat-erat tanpa berkata apa-apa lalu langsung pergi dan membuat Pin terheran-heran. (3 tahun lamaaanyaaaaa dan akhirnyyaaaa??? Jlebbb asliii sedih -,_-.. emang betul yah, orang yang paling kita sayang, pasti dia yang akan menyakiti *sok*)

Shone tiba di rumah setelah malam  dan terheran-heran melihat sebuah mobil sedan bagus terparkir di depan rumahnya. Di rumah ia langsung disambut oleh lemparan kaos dari ayahnya, “Selamat datang pemain junior Bangkok Glass!”
Rupanya di rumah sudah ada Manajer dan Pelatih tim Bangkok Glass. Shone  sudah di terima sebagai pemain junior mereka. Shone yang senang memeluk ibunya. Kemudian ia membuka kulkas dan mengambil sesuatu yang sangat familiar...
Kotak cokelat pemberian Nam yang duluuuuuu... banget, rupanya masih disimpan baik-baik oleh shone seperti Nam yang masih menyimpan gelas pepsi pemberian Chon. O..o... apa artinya tuh?
“Siapkan pakaianmu shone , malam ini kau harus berangkat bersama paman Neng (pelatih Bangkok Glass), besok kau harus sudah ada di kamp pelatihan!”
“Hah?! Hari ini ayah??!”seru shone terkejut.
“Ya, buat apa lagi ditunda?”tanya ayahnya balik.

shone segera berlari ke kamarnya menaruh tas yang di dalamnya terselip bunga mawar putih pemberian Nam. Ia mengambil sebuah buku di meja belajarnya. Buku album foto. Mulai sekarang akan ada flashback adegan, dan kita akan melihat semuanya dari sudut pandang shone.

shone membuka buku itu, ternyata buku itu penuh dengan foto Nam yang dihias begitu indah. shone tersenyum sambil mengusap wajah Nam yang difoto dengan lembut. Lembaran dibuka. Dengan diiringi music yang romantic, Ada halaman yang penuh dengan foto buku 9 Metode Cinta milik Nam. Rupanya buku itu di foto ketika Nam meninggalkannya saat latihan drama. Flashback adegan saat Nam mengambil buku itu dan menyeret-nyeret kakinya buat menutupi nomor telepon Nam. Di bawah foto buku itu ada tulisan, Buku ini lucu tapi aku tahu betapa seriusnya dirimu"
disampingnya lagi ada tulisan Aku ingin bilang bahwa kau sudah berhasil dari awal... (akhhhhhh oppa andaikan dirimu seperti kak shone ^^ sudahlah lupakan -___-)

Halaman berikutnya terlihat penuh dengan foto Nam yang di dandani oleh Pin. Kemudian flashback adegan lagi saat Nam tampil menjadi snow white yang cantik pertama kali. Saat itu shone terlihat tak tertarik
saat itu kujawab pada pin bahwa dia terlihat sama” Padahal, saat pergi shone tersenyum sangat senang sampai mengepalkan tangannya karena melihat perubahan Nam yang bisa menjadi begitu cantik. Dia terlihat sama selalu cantik”

Halaman berikutnya penuh dengan foto tangan shone. Shone memotret tangannya sendiri kemudian menulis, pegang tangannya untuk pertama kalinya. Tapi aku harus segera melepaskan tanganku karena orang lain akan curiga Flashback adegan saat Nam hampir jatuh dari panggung.
Di halaman berikut penuh dengan foto apel yang telah digigit, ada tulisan
Memberinya apel yang sudah kugigit sedikit. Rupanya sebelum pergi mengambil hadiah fotografi, shone lah  yang memberi Nam apel itu.

Kemudian shone membuka banyak halaman lagi, semuanya isinya foto Nam yang sedang latihan mayoret, banyak sekali...
Kau menjadi semakin baik! Semangat Nam!”
Flashback saat Nam mati-matian berlatih melempar tongkat siang dan malam, rupanya shone hampir setiap saat memperhatikannya. Kemudian shone memandangi foto Nam yang menjadi pemimpin Mayoret.
Cinta bisa menangkan segalanya khususnya rasa takut
Flashback saat shone berhasil menendang pinalti untuk pertama kalinya. Shone rupanya berusaha menyingkirkan trauma dan rasa takutnya demi Nam. Ia ingin agar Nam juga tak takut pada tongkat mayoret.

Di halaman berikutnya ada foto pertumbuhan Pohon Mawar Putih yang sudah ia siapkan jauh-jauh hari sebelum hari valentine. Di foto pertama tertulis, Hari pertama susah dibuat bertumbuh satu cacing Foto kedua,

Flashback saat Chon memberikan mawar putih pada Nam, setelah mengatakan itu dari temannya, shone berbalik kemudian menyalahkan dirinya sendiri yang tak bisa jujur. Di bawah foto mawar putih yang telah tumbuh:
Hari ini ku beri mawa pada nam, aku bilang dari temanku, itu karena aku gugup"
Kemudian langsung flashback adegan saat Top menembak Nam. Shone turun dari tangga dengan lemas. Ia hampir tak bisa berjalan lagi kemudian menyandarkan kepalanya ke dinding tangga.
Halaman berikutnya gambar Top dan Nam dari bawah tangga.
Hari ini top menembakmu, kau tahu aku terluka mengapa waktu kita selalu salah ?
shone menepuk bukunya dengan sedih. Ia teringat saat ia berlari-lari agar bisa memotret Nam yang jadi pemimpin mayoret. Juga saat ia Top menggendong Nam yang terkilir kakinya. Rupanya shone sempat memotret dan memasangnya di buku album itu.
Aku juga ingin menggendongmu.”

Juga banyak adegan flashback yang lainnya, termasuk saat Nam dan shone di kolam renang. Rupanya shone sempat menyelesaikan kalimatnya meski tak didengar oleh Nam yang pergi dengan Top, “Nam, maukah kau menjadi kekasihku?”

Shone mulai merasa hatinya makin tersiksa dan sakit. Saat Top mencium pipi Nam, kau bisa lihat ekspresi wajah shone, kaget dan pucat pas

 
Di rumahnya Nam terus menangis. Tentu saja, ia telah mencintai shone lebih dari 3 tahun. Ia terus menangis sendirian di depan jendela kamarnya, tanpa sadar malam itu shone datang ke depan rumahnya. Ia datang untuk menaruh buku album yang ia buat untuk Nam, agar tahu kalau selama ini ia juga telah mencintai Nam lebih dari 3 tahun. Sejak Nam masih si itik buruk rupa, shone telah mencintainya apa adanya. Shone terngiang-ngiang perkataan Top, “Aku memohon satu hal padamu shone, apapun yang terjadi jangan pacaran dengan nam?”
Dengan langkah gontai shone pergi dari rumah Nam, karena ia harus segera berangkat ke Bangkok. Nam yang masih menangis tak tahu kalau shone melintas di bawah jendela kamarnya.

bahwa aku disini untuk mencintaimu, Aku memohon agar kau mengetahuinya.... suatu hari....”

9 tahun kemudian......
 

Motor shone berhenti di sebuah perusahaan.. shone masuk ke perusahaan tersebut sambil menggendong bayi yang ia bawa dari gallery fotografinya, dilihatnya Pin melambai ke arahnya. Pin menghampiri shone yang menyerahkan bayi itu pada Pin, “Maaf sudah merepotkanmu”kata Pin.. Bayi itu ternyata bukan anak shone melainkan anak Pin. Sepertinya shone sudah memutuskan Pin di malam setelah Nam mengungkapkan perasaannya pada shone
“Tak apa,anakmu, anakku juga...”kata shone
Pin merengut “andaikan ayahnya peduli sepertimu...”
shone mengacak rambut Pin, “Ah,jangan bilang begitu...”
Kemudian shone hendak pergi tapi ditahan oleh Pin, “Hey shone! Bagaimana tentang acara Tv yang kau sebut? Kau akan kesana”?
shone tersenyum, “entahlah”

Kemudian adegan berpindah diacara talk show Di situ Nam duduk. Ia dihadirkan sebagai seorang desainer ternama yang karyanya terkenal di Amerika. Bahkan katalog modenya pun dimuat di majalah mode terkenal.

Cheer, Nim dan Gie pun datang ke acara itu, mereka sudah dewasa, Nim bahkan memakai seragam polisi. Mereka melambaikan tangan ke Nam yang dibalas oleh Nam. Guru Inn juga hadir. Guru Inn rupanya sudah menikah dengan Guru Olahraga tampan yang baru itu, Guru Boat. Tapi Guru Boat sangat romantis terhadapa Guru Inn, bahkan cenderung terlalu romantis hingga Guru Inn terlihat risih. Pang dan Ibunya juga datang. Pang sudah besar sekarang.

Kemudian talk show pun menyerempet ke masalah masa lalu Nam, “Kamu memberitahu wartawan bahwa dulu saat kau masih muda, maaf, anda sangat jelek dan tidak tahu berbusana, sangat berbeda dengan sekarang apa yang  membuat anda bisa berubah sejauh ini?”
“Itu karena saya jatuh cinta pada seseorang...”ucap Nam sambil tersenyum.
“Jatuh cinta?”tanya Hostnya, “Bisakah anda jelaskan lebih detail?”
“Nam memulai cerita, “ya. Ia adalah seniorku dikelas M4 dia adalah pemain sepakbola dan sangat tampan, pada waktu itu aku berwajah jelek dikelas M1 aku berusaha keras, jika ada yang bisa buat aku cantik, lebih baik, aku akan berusaha lakukan itu dan berusaha lebih giat agar dia tertarik pada diriku”
“Lalu apakah akhirnya dia tahu perasaanmu?”
“Dia tahu,tapi tidak berakhir bahagia. Aku pergi belajar ke Amerika untuk tinggal bersama ayahku”
“Ohsedihnya ”ucap Hostnya.
“tapi kalau dipikir lagi dia dalah inspirasi bagiku.dia membuatku memakai cinta dijalan yang benar dia layaknya kekuatan yang menyokongku untuk menjadi lebih baik. Sampai aku bisa jadi nam seperti ini”
kemudian host itu mengeluarkan album. Itu Album yang dibuat shone untuk Nam, “khun nam apa anda ingat dengan catatan ini?”
Nam terkejut, ia menerima buku itu kemudian mendekapnya erat, “Ingat. Iya saya ingat...”
Host nya tertawa, “Kalau begitu mari kita sambut pemilik catatan ini! Khun shone, Mantan Pemain sepakbola Bangkok Glass!” (kalau saya jadi nam, pasti sudah nangis antara sedih dan terharu wkwk)

 
Nam terkejut. Ia menoleh ke belakang. Teman-temannya juga terkejut. Dari belakang panggung, shone muncul dengan membawa sebuket bunga dan menghampiri Nam.
“dia sudah berganti karir menjadi fotografer profesional...”jelas Hostnya.
Nam yang gugup tak tahu harus berbuat apa hanya bisa berdiri dan merapikan gaunnya. Shone menyerahkan bunganya, “ini untukmu”
Nam masih gugup, ia menunjuk dirinya sendiri, “Nam??”
“ya, buat nam” ujar shone lagi.
Nam mengelus tengkuknya grogi, ia menerima bunga itu sambil malu-malu. Mereka berdua masih berdiri sampai hostnya harus menyuruh mereka duduk.


“khun shone, setalah 9 tahun berpisah dari khun nama (sepertinya khun nama sebutan jika memanggil nama seseorang dalam bahasa Thailand). Ada yang ingin disampaikan pada khun nam?” kata hostnya
“aku ingin bilang bahwa kancing ini bukan milikku, ini milik dhing” kata shone
Nam menerima kancing itu dengan hati pahit. Sementara shone malah tertawa geli.
“Lalu Bagaimana denganmu Nam? Apa kau memiliki sesuatu untuk dikatakan?”tanya Host.
“ehmm.. nam ingin Tanya kak shone, apa kak shone sudah menikah?”
shone terlihat ragu dan berat mengatakannya, “Ummm.... aku....”
Nam menunggu dengan tegang. Tapi kemudian shone tersenyum.
“Aku sedang menunggu seseorang pulang dari Amerika...”kata shone memandang Nam penuh senyum.
Nam tersenyum dan menangis bahagia. Kisah cintanya ternyata tak berakhir sedih. Shone masih menunggunya selama 9 tahun

---------------------------------The End----------------------------------

Yah ceritanya agak gantung sedikit yah ? tapi katanya niihhh ada season 2 nya loh, gue udah share tapi belum ada synopsis lengkapnya.. pantas waktu gue nonton gantung terkahirnya, kita gak tahu apakah nama setalah itu pacaran atau… eh kayaknya nam dilamar yah ? berarti shone juga menepati janjinya pada sahabatnya tidak akan memacari nam, tetapi langsung melamarnya wkwk.. dan katanya juga nih,, ini diambil dari kisah nyata *mungkin kisah nyata gue ? eh -__- hihi ^^* dan season 2nya udah dirilis pas bulan February tahun ini, tapi belum ada di youtube sih -________- kalau ada ntar gue share yakkk..

0 komentar:

Posting Komentar